Now you can Subscribe using RSS

Submit your Email

Minggu, 24 November 2019

RINDU MENANAK BATU: Beberapa Puisi

formacipress.com

Judul: RINDU MENANAK BATU: Beberapa Puisi
ISBN: 978-623-7590-05-7
Cetakan: I, November 2019
Tebal: 13 x 19 cm,  xix + 44 Halaman
Penulis:  Dina Nurmalisa Sabrawi
Penyunting:  Dian Marta Wijayanti
Diterbitkan: CV. Pilar Nusantara
Harga: Rp 40000
WA: 081225183113 

Rindu Menanak Batu ini hadir sebagai catatan sebuah perjalanan panjang. Banyak hal yang sebenarnya sulit untuk diungkapkan kecuali melalui deret kata sederhana, yang kemudian saya kumpulkan dalam bab-bab kecil. Tentang catatan keseharian, tentang kegundahan dan imajinasi saya sebagai perempuan, tentang kerinduan dan masa penantian, tentang cahaya sang pencipta, dan tentang waktu. Semuanya tentang sebuah perjalanan yang entah kapan akan berkesudahan, seperti usia seorang manusia. Segalanya lalu mengerucut pada nasihat yang begitu mendewasakan, yaitu kesabaran.

Melalui buku ini, saya ingin mengajak siapapun yang membacanya nanti merenungi makna kehadiran. Bahwa setiap yang hadir dalam hidup kita selalu berharga, entah akan hadir sebagai suka atau duka. Setiap yang datang akan mengantar kita pada proses pendewasaan. Dalam proses itulah kita akan belajar tentang kesabaran.

Menanak batu tak berbatas waktu. Begitupun dengan rindu. Yang kita butuhkan hanyalah keyakinan, bahwa dalam proses yang panjang kita akan menemukan hal-hal yang mungkin tidak pernah kita bayangkan.

Terima kasih atas segala cinta yang telah begitu melimpah kepada saya. Terima kasih untuk setiap dukungan yang tak henti mengalir bersama doa-doa. Terima kasih pula pada cibiran yang semakin menguatkan semangat saya. Buku ini saya persembahkan untuk kalian semua, terutama pada Khansa Aqila Salsabila, gadis kecil yang selalu saya sebut dalam doa. Darinya saya belajar, tentang kesabaran seorang anak menunggu ibunya yang tengah menanak batu.

formacipress.com / Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Coprights @ 2017 Blogger Templates